Jumat, 23 Maret 2012

Kegunaan Sejarah

Secara sederhana, Louis Gotschalk membagi kegunaan sejarah dalam 4 bagian yaitu :
1. Rekreatif, artinya dengan membaca atau mempelajari sejarah, kita seolah-olah dibawa berpetualang menembus dimensi ruang dan waktu. Tanpa beranjak dari tempat, kita dibawa oleh sejarah untuk menyaksikan peristiwa-peristiwa yang jauh dari kita yang mungkin saja kita tidak tahu tempatnya atau kita tidak pernah ikut menyaksikan kejadian tersebut.
2. Inspiratif, dalam hal ini suatu karya sejarah dapat memberikan inspirasi kepada para pembacanya atau yang mempelajarinya.
3. Instruktif, bermaksud memberikan pelajaran mengenai suatu keterampilan atau pengetahuan ( pengajaran ) tertentu misalnya pengetahuan tentang taktik perang.
4. Edukatif, berguna untuk mendapatkan kearifan dari masa lampau untuk melangkah ke masa depan. Contoh adanya slogan “jangan sekali-kali melupakan sejarah”.
Sedangkan menurut Travelyan belajar sejarah mempunyai 3 kegunaan antara lain :
a. Ilmiah yaitu berupa pengumpulan fakta dan penyaringan bukti.
b. Imajinatif yaitu menyeleksi dan mengkategorikan fakta yang telah dikumpulkan dan mengambil satu kesimpulan
c. Sastra yaitu penyajian hasil ilmu dan daya angan dalam bentuk yang menarik.

Jumat, 09 Maret 2012

Akhir Masa Kekuasaan Ferdinand Marcos

         Sejumlah kejadian penting pada bulan Februari 1986 telah mengakibatkan perubhan pada wajah politik Filipina. Benigno Aquino yang tewas terbunuh memperolek kemenangan yang tidak berhasil diraih semasa hidupnya. Corazon Aquino ( Corry ) janda Benigno terpilih menjadi presiden Filipina, sementara Ferdinand Marcos, saingannya, terpaksa tinggal di Amerika Serikat sebagai orang terbuang.

            Kemerosotan perekonomian yang berlarut-larut semakin meluasnya pemberontkan komunis, serta bertambah besarnya tekanan yang dilakukan Amerik Serikat yang menginginkan adanya langkah-langkah pembaruan menyebabkan Marcos mengambil keputusan untuk mengadakan pemilihan Presiden pada tanggal 7 February 1986.

            Di antara para pendukung Ny. Aquino yang telah bekerja dengan efektif selama kampanye terdapat sejumlah besar pria dan wanita dari golongan menengah diatas, yang tergugah kesadaran politiknya karena peristiwa pembunuhan terhadap Aquino. Beberapa dari mereka menerjunkan diri secara aktif, menggabungkan diri ke dalam staf kampanye. Walau  hanya untuk sebagian saja berhasil dalam mengamankan proses pemungutan suara dari rongrongan pemalsuanuntuk memenangkan Marcos, namun NAMFREL akhirnya memperoleh pengakuan kalangan luas.

            Gereja Katolik juga memainkan peranan besar sebagai sekutu calon-calon pihak oposisi, kenyataan mana tidak terlalu ditutup-tutupi. Kardinal Sin secara pribadi yang memujuk Corazon Aquino agar mau tampil sebagai pasangan Salvador Laurel dan tokoh Gereja Katolik itu juga mendesak Laurel agar mau menerima posisi nomor dua.

            Stasiun radio Gereja yang mendobrak monopoli pemerintah atas jalur-jalur komunikasi massa, ditambah surat-surat Gembala dari para uskup yang dibacakan di seluruh Gereja Katolik di Filipina. Akhirnya, Kardinal Sin lagi memobilisasikan apa yang kemudian menjadi popular yang istilah POPLE POWER.
           
            Militer yang begitu diutamakan oleh Marcos, kemudian ternayata tidak dapat dijadikan andalan. Terjadi keretakan dalam tubuh Angkatan Bersenjata Filipina, antara para pendukung rezim dan pembela Negara dan perkembangan inilah yang kemudian menjatuhkan Marcos.

            Tindakan Marcos yang dilancarkan setelh dilaksanakaan pemilihan yaitu menangkapi para anggota gerakan pembaru termasuk Menteri Pertahanan Juan Ponce Enrile dan Jenderal Fidel Ramos yang merupakan tokoh-tokoh pelindung mereka merangsang terjadinya pemberontakan pada yang lebih dini dan berhasil.

            Meski partai-partai politik dapat saja berganti-ganti nama dan menjalin berbagai aliansi baru, namun peta politik akan terus berbagai tiga dan terdiri dari kelompok-kelompok reformis konservatif, democrat liberal dan demokrasi nasional. Corazon Aquino dan Salvador laurel sebagai tokoh-tokoh pemimpin kelompok reformis konservatif, terpaksa menghadapi unsure-unsur dari kubu oposisi demokratik yang lebih berhaluan nasionalis dan yang menginginkan pembaruan struktur social, kedua kelompok ini tidak ikut mengajukan calon-calon mereka dari tahun 1984 dan1986 dan karenanya tidak memiliki wakil diantara para anggota yang terpilih masuk badan eksekutif maupun legislative dari pemerintahn yang terbentuk sesudah Marcos digulingkan.

            Perkembangan demikian akan menyebabkan terciptanya kembali system dua partai tetapi dengan partai-partai yang lebih berbeda coraknya dibandingkan dengan yang ada pada sebelum UU darurat.

            Sementara para mahasiswa Katolik ikut aktif mendukung pencalonan Aquino-Laurel dan menjadi sukarelawan NAMFREL, kalangan mahasiswa yang lebih radikal dan menjadi anggota Kabatan Makabayan mengambil sikap memboikot pemilihan presiden.

            Partai komunis Filipina ( CCP ) dan organisasi tameng mereka yang beraneka ragam itu juga tidak ikut berperan dalam kemenangan yang diraih oleh kombinasi Aquino-Laurel. Ny. Aquino bahkan menampik tawaran bantuan mereka. Rasanya mustahil NPA mau melepaskan keunggulan-keunggulan yang berhasil direbutnya di segi perjuangan senjata, dengan imbalan akan bersaing dalam pemilihan menghadapi tokoh presiden yang baru popular, dengan hasil yang belum pasti.

            Setelah menawarkan rekonsiliasi kepada Tentara Rakyat baru ( NPA ) kini presiden Aquino harus membuktikan bahwa ia lebih mampu daripada pendahulunya dalam menghadapi tentara bersenjata mereka. Jadi kemungkinan baginya untuk dapat merendam ancaman yang datang dari NPA akan tergantung dari kemampuannya untuk tidak saja menyebabkan segarnya kembali prekonomian serta pulihnya hak-hk warga Negara di Filipina tetapi jug menumbuhkan perasaan akan adanya perkembangan menuju keadilan social.




Sejarah Muncul Komunisme di China

            Pada masa-masa awal, negeri Cina adalah negeri yang tertutup dengan negeri-negeri lain sehingga penjagaan adat-budaya Cina amat ketat. Hal itu berubah pada awal abad 19 Masehi. Negeri Cina mulai membuka peluang Negara-negara lain untuk masuk ke dalam negeranya. Maka muncullah negeri Inggris hendak berdagang ke negeri ular naga ini. Hanya saja, Inggris tidak hanya bertujuan berdagang saja namun juga menebar pemikiran dan budaya Barat. Mulailah saat itu, adat-budaya dan pemikiran Cina mulai bergeser.                
            Pergeseran yang amat kentara terjadi pada akhir abad 19  Masehi, dimana pemikiran komunisme mulai mewabah pada pemikiran-pemikiran intelektual saat itu dengan ditandai munculnya buku terjemahan Origin of Species (1885). Akibat mewabahnya pemikiran tersebut, pemikiran bahwa konflik merupakan hal yang penting demi perkembangan manusia mulai meluas di otak-otak kaum intelektual. Dan akhirnya, komunisme mulai tumbuh dan kokoh ketika Ma Tse Tung yang berideologi komunisme mulai menduduki pemerintahan dengan posisi yang tertinggi setelah menggulingkan pemerintahan sebelumnya dengan kekerasan yang penuh darah dan memakan korban yang tak sedikit.

Kolonialisme di Vietnam

               Pada abad ke 19, Vietnam menjadi wilayah jajahan Perancis. Perancis menguasai Vietnam setelah melakukan beberapa perang kolonial di Indochina mulai dari tahun 1840-an. Ekspansi kekuasaan Perancis disebabkan keinginan untuk menyaingi kebangkitan Britania Raya dan kebutuhan untuk mendapatkan hasil bumi seperti rempah-rempah untuk menggerakkan industri di Perancis untuk menyaingi penguasaan industri Britania Raya.

            Semasa pemerintahan Perancis golongan rakyat Vietnam dibakar semangat nasionalisme dan ingin kemerdekaan dari Perancis. Beberapa pemberontakan dilakukan oleh banyak kelompok-kelompok nasionalis, tetapi usaha mereka gagal. Pada tahun 1919 semasa Perjanjian Versailles dirundingkan, Ho Chi Minh meminta untuk bersama-sama membuat perundingan agar Vietnam dapat merdeka. Permintaannya ditolak dan Vietnam serta seluruh Indochina terus menjadi jajahan Perancis.


            Kelompok Viet Minh akhirnya mendapat dukungan populer dan berhasil mengusir Perancis dari Vietnam. Selama Perang Dunia II, Vietnam dikuasai oleh Jepang. Pemerintah Perancis, Vichy bekerja sama dengan Jepang yang mengantar tentara ke Indochina sebagai pasukan yang berkuasa secara de facto di kawasan tersebut. Pemerintah Perancis tetap menjalankan pemerintahan seperti biasa sampai tahun 1944. Ketika Perancis jatuh setelah tentara sekutu menaklukan Perancis dan Jendral Charles de Gaulle diangkat sebagai pemimpin Perancis.

            Setelah pemerintah Perancis Vichy tumbang, pemerintah Jepang menggalakkan kebangkitan pergerakan nasionalis di kalangan rakyat Vietnam. Pada akhir Perang Dunia II, Vietnam diberikan kemerdekaan oleh pihak Jepang. Ho Chí Minh kembali ke Vietnam untuk membebaskan negaranya agar tidak dijajah oleh kekuasaan asing. Ia menerima bantuan kelompok OSS.

            Pada akhir Perang Dunia II pergerakan Viet Minh di bawah pimpinan Ho Chí Minh berhasil membebaskan Vietnam dari tangan penjajah, tetapi keberhasilan itu hanya berlangsung sebentar. Pihak Jepang menangkap pemerintah Perancis dan memberikan Vietnam satu bentuk kemerdekaan sebagai bagian dari rancangan Jepang untuk membebaskan bumi Asia dari penjajahan barat. Banyak bangunan diserahkan kepada kelompok-kelompok nasionalis.
 

Abdul Kalam Azad


Orang tua Abdul Kalam adalah seorang ulama dan pemimpin yang pindah ke Mekah setelah gagalnya Pemberontakan 1857. Di kota suci inilah Abdul Kalam lahir pada tahun 1888. Pendidikan pertama diperolehnya di Mekkah dan pendidikan selanjutnya di Al-Azhar Cairo. Setelah orang tuanya meninggal ia pergi ke India dan menetap di sana untuk selama-lamanya.
Dari perguruan-perguruan di Mekkah dan Cairo ia hanya memperoleh pengetahuan bahasa Arab dan Agama. Kepada pengetahuan ini ia tambahkan pengetahuan bahasa Inggris dan ilmu-ilmu pengetahuan modern Barat, yang dipelajarinya atas usaha sendiri setelah berada di India. Ia tidak ingin menjadi ulama-ulama seperti orang tuanya, tetapi bercita-cita menjadi pengarang dan politikus.
Dalam usia yang masih muda ia mengeluarkan pada tahun 1912 suatu majalah di Kalkutta yang bernama Al-Hilal. Pada mulanya sirkulasi majalah itu berjumlah sebelas ribu tetapi kemudian meningkat menjadi dua puluh lima ribu. Di majalah inilah keluarkan ide-idenya mengenai Agama yang pada waktu itu mengejutkan bagi golongan ulama. Al Hilal juga mengandung ide-ide politik dan karena serangan dan kritiknya yang tajam terhadap pemerintahan Inggris, majalah itu akhirnya dilarang terbit.
Dari semenjak muda ia telah memasuki lapangan politik dan menggabungkan diri dengan partai kongres. Aktivitasnya dalam lapangan politik membuat ia beberapa kali ditangkap dan dipenjarakan. Di tahun 1923, dalam usia 35 tahun, ia dipilih menjadi presiden. Selama hidupnya ia selalu memegang jabatan penting di kongres dan setelah India merdeka ia pernah menjadi menteri Pendidikan India. Abdul Kalam Azad meninggal dunia tahun 1958.